Mohamed ElBaradei dalam satu demontrasi di Tahrir Square, Kaherah, Ahad (30/1) malam.Beliau juga pro Amerika ,ambil kesempatan. Penyokong Barack Obama nombor wahid.
Kita mengharapkan pimpinan Ikhwanul Muslimin atau pejuang keadilan di Mesir bertindak cepat .Jangan membenarkan Mohamed ElBaradei mengambil kesempatan .Dia pemimpin yang ditonjol oleh Barack Obama.
Silap langkah Mesir akan lebih teruk lagi menekan Islam dan rakyatnya.ElBaradei pemimpin tajaan Yahudi ini sudah tentu lebih teruk lagi.Lihat bagaimana dia orang yang pertama bertepuk tangan apabila Presiden USA Barack Obama menerima hadiah keamanan Nobel 2009.
Kita mengharapkan pimpinan Ikhwanul Muslimin atau pejuang keadilan di Mesir bertindak cepat .Jangan membenarkan Mohamed ElBaradei mengambil kesempatan .Dia pemimpin yang ditonjol oleh Barack Obama.
Silap langkah Mesir akan lebih teruk lagi menekan Islam dan rakyatnya.ElBaradei pemimpin tajaan Yahudi ini sudah tentu lebih teruk lagi.Lihat bagaimana dia orang yang pertama bertepuk tangan apabila Presiden USA Barack Obama menerima hadiah keamanan Nobel 2009.
Kita baca berita Republika.co .id di bawah.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Nasib pemerintahan Presiden Hosni Mubarak kini diujung tanduk. Megademo yang berhasil mengumpulkan satu juta massa tengah bergerak ke Istana Presiden, Selasa. Warga Mesir dan dunia pun kini menebak-tebak, kalau ternyata Mubarak jatuh, siapa penggantinya.
Salah satu kandidat yang banyak dibicarakan adalah tokoh oposisi Mohamed ElBaradei. Dia mantan kepala Badan Atom Internasional, dan penerima Nobel Perdamaian 2005.
Situasi politik dan figur ElBaradei ini terus menjadi pembahasan di Amerika Serikat. Gedung Putih kini sedang membahas berbagai skenario, termasuk skenario bila ElBaradei menggantikan Mubarak.
Intinya, AS cemas apakah visi ElBaradei sama dengan AS. Tanda-tandanya yang didapat sampai saat ini masih abu-abu. ElBaradei kadang bersikap 'menurut' pada AS, tapi ia juga bisa menjadi 'anak nakal'.
Ketika Presiden AS Barack Obama mendapat hadiah Novel Perdamaian 2009, ElBaradei adalah orang pertama yang bertepuk tangan saat penyerahan Nobel tersebut. "Tidak ada tokoh lain yang lebih pas menerima Nobel itu daripada Obama," kata ElBaradei.
Namun, sinyal berbeda diberikan ElBaradei saat ia turun berdemonstrasi di Kairo. "Pemerintah AS tidak bisa meminta rakyat Mesir untuk tetap mempercayai diktator yang sudah berkuasa selama 30 tahun akan menerapkan demokrasi," katanya. ElBaradei dengan tegas mengatakan sikap AS yang ragu terhadap Mubarak adalah sebuah lelucon.
Sikap tegas ElBaradei yang berseberangan dengan AS nampak tegas saat Presiden George W Bush. Ini membuat Gedung Putih sempat melobi Badan Atom Internasional untuk mendepak ElBaradei dari kursi ketuanya.
Namun, uniknya, kelompok oposisi di Mesir seperti Ikhwanul Muslimin, malah menunjuk ElBaradei sebagai pimpinan kelompok oposisi untuk berunding dengan pemerintah, termasuk AS. Ini menunjukkan kalau kelompok oposisi di Mesir pun, menilai ElBaradei sosok yang bisa diterima AS.
Dari penelusuran New York Times, sejak aksi demonstrasi di Mesir merebak, Gedung Putih mencoba menghubungi ElBaradei. Namun upaya itu selalu mentok, hingga Senin kemarin. Padahal hubungan Obama-ElBaradei diketahui cukup baik. Keduanya diketahui bercakap-cakap lewat telepon pada akhir 2009. Keduanya juga bertemu di PBB dan berdialog soal nuklir Iran.
Bocoran dari WikiLeaks mengungkapkan, kalau ElBaradei adalah 'pendukung' Obama. Di Badan Atom Internasional, ElBaradei mengatakan pada anggota dari AS kalau pihak mereka harus membantu Obama untuk sukses. ElBaradei juga memuji pidato Obama soal nuklir di Praha, Republik Ceko.
Menurut New York Times, AS sangat khawatir soal visi ElBaradei tentang Israel. PBB dan Israel selama ini mendukung Mesir yang tetap memblokade Gaza, untuk membendung kekuatan Hamas, Palestina. Nah, pada Juni lalu, saat diwawancarai ElBaradei menegaskan blokade Gaza adalah tindakan memalukan di setiap kening warga Arab. ElBaradei lantas meminta pemerintah Mesir dan Israel untuk menghentikan blokade. Hal yang sangat ditakuti oleh AS dan Israel.
No comments:
Post a Comment